BELAJAR CARA BERPIK ( TINGKAT 1, 2 dan 3 )

 

 


 Oleh : Dail Yasalam

 

Ada dimaknai sebagai sesuatu yang bisa dilihat, diraba, dan didengar. Ada  semacam ini kriteria ada bagi suatu benda, ada yang keberadaannya ditentukan hanya dengan panca indra. Untuk membenarkan adanya sesuatu, maka perlu dalil atau penjelasan. Adanya dalil bisa menimbulkan 3 hal terhadap kebenaran adanya benda. Bisa jadi dalil itu membuktikan bahwa pasti benar, mungkin benar dan pasti salah. Apapun dalil yang diajukan terhadap keberaan suatu benda akan menimbulkan tiga hal di atas.

Membahas keberadaan Allah SWT membuat kita berfikir keras bagaimana kita membuktikan keberadaan Allah SWT. Sedangkan Allah itu sesuatu yang ghaib yang kriteria ghaib  itu ada 3 yaitu  sesuatu yang lampau, sesuatu yang tersembunyi, dan sesuatu yang akan datang. Bagaimana menemukan dalil bahwa Allah SWT itu adalah yang maha lampau atau prima causa. Zat yang menjadi penyebab segala yang ada. Yang adanya tanpa diadakan oleh yang ada sebelumnya.

Membahas sesuatu yang ghaib hakikatnya kita memikirkan sesuatu yang lampau, yang akan datang, dan yang tidak tampak. Apakah ketika sesuatu itu tidak tampak maka dianggap tidak ada?. Ruh atau nyawa kita pun tak tampak, faktanya ada. Terbukti bahwa ruh itu ada, ruh dianggap ada karena terbukti bahwa saat ruh meninggalkan jasad maka yang hidup itu telah tiada. Keberadaan suatu benda pasti ada yang menciptakannya. Namun pendekatan akal dalam membuktikan keberadaan Allah SWT dengan pendekatan akal saja tak cukup, butuh kecerdasan ruhani atau spiritual untuk dapat membuktikan dan menerima keberadaan Allah SWT.

Berfikir  ada 2 jalan (tariqoh) ada akliyah dan ada ilmiyah. Jalan akal mengajarkan pada kita bahwa segala sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, dan secara jalan ilmiah segala sesuatu itu dianggap benar jika dapat diverifikasi dengan logico, hipotetuco dan verifikatif. Teori berpikir ada 3 tahap. Tahap 1 berpikir langsung atau tahap memikirkan yang ada, tahap 2 berpikir tidak langsung tentang masa lampau, yang tidak tampak dan tersembunyi, serta berpikir tahap 3 adalah tentang masa depan/yang akan datang. Yang terbaik di alam semesta ini adalah pekerjaan dakwah yang mengajak setiap hamba untuk tunduk pada penciptanya.

            Berfikir tahap satu adalah secara akal, yang dimaknai dengan taraf berpikir dengan menggunakan panca indra, otak, dan informasi sebelumnya/ maklumat tsabiqohnya. Fakta ada yang  bisa diindra ada yang tidak bisa diindra. Yang bisa diindra masuk kajian taraf berpikir tingkat satu dan yang tak dapat terindra (ghaib) masuk pada tarap berpikir tingkat dua. Teori berpikir tingkat dua termasuk berfikit tentang fakta yang akan datang setelah berakhirnya episode alam dunia.    Menjelaskan sesuatu yang ghaib hakikatnya menjelaskan sesuatu yang tidak terindra secara langsung, sesuatu yang tersembunyi dan sesuatu yang akan datang itulah level dua. Orang paling hebat akalnya seperti doktor dan professor pun tidak bisa berpikir pada berpikir tingkat tiga.

            Berpikir tingkat tiga adalah tentang sesuatu yang abstrak. Pemikiran, konsep, aliran dan perbuatan. Wilayah ini masuk yang paling tinggi dan rumit. Tidak semua orang mampu berpikit tingkat tiga, karena ini bersifat mendasar dan jernih. Laut itu biru berpikit tingkat 1, di laut ada ikan berpikir tingkat 2 dan di laut ada berbagai hewan selain ikan adalah berpikir tingkat 3. Sesuatu yang abstrak yang tak bisa dijangkau oleh indra langsung dan tak langsung, membutuhkan pemikiran yang super cerdas. Pertanyaan apakah demokrasi ?. Bagaimana demokrasi?. Benarkah demokrasi? . Merupakan rangkaian pertanyaan berpikir tingkat dua dan tiga.

            Bertanya tentang status seperti benarkah demokrasi dan memberikan statusnya, merupakan pertanyaan tingkat tiga. Contoh kasus pemikiran tingkat tiga yang ada ada dalam masyarakat adalah pencuri laptop yang ditangkap dan dimasukan ke penjara lalu dibuktikan bahwa ia mencuri lalu divonis dipenjara 1 tahun termasuk pemikiran tingkat tiga. Vonis dipenjara 1 tahun itulah yang masuk pemikiran tingkat tiga.

            Berpikir tingkat tiga memiliki rangkaian pertanyaan panjang dan muaranya adalah karena hidup dan kehidupan ini berasal dari sang pencipta dan asal mula alam semesta. Dari mana asal mula manusia, untuk apa diciptakan dan akan kemana kembalinya. Inilah dasar utama dalam berpikir tingkat tiga, karena benar atau tidaknya status sesuatu berdasarkan konsep sang pencipta alam semesta bukan berdasarkan pemikiran manusia. Namun saat ini yang berpikir fundamental atau mengakar macam ini dianggap sebagai sesuatu yang radikal dan berbahaya. Jangan takut berpikir radikal karena hanya manusia yang sudah berpikir tingkat tiga inilah yang akan selamat dari pendangkalan akidah. Mereka yang sudah mampu berpikit tingkat tiga akan sadar ia berasal dari mana, apa tujuan ia diciptakan dan akan ia akan kembali kemana?. Mari terus belajar karena belajar tak kenal batas waktu, hingga masuk liang kubur.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Sebenarnya Tujuan Hidup Kita

AKM MODEL TERBARU SOAL EVALUASI BAGI MURID

GAIRAH BERTANYA PESERTA BM 21-22 TINGGI SEMOGA YANG BUAT RESUME JUGA BANYAK