NABI MUHAMMAD TOKOH PALING BERPENGARUH DI DUNIA
Dalam buku 100 Tokoh Paling
Berpengaruh Di Dunia karya Michael H.Hart, nabi muhammad ada pada posisi
pertama. Mengapa bisa ?
Buku yang dalam Bahasa inggris memiliki judul
100 A Rangking Of The Most Influential Person In History ditulis oleh
Michael H. Hart pada tahun 1978. Masuk ke Indonesia dengan terjemahan H. Mahbub
Djunaedi pada tahun 1982 dengan mengambil judul yang sama dengan terjemahan
judul asli versi Bahasa Inggrisnya Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam
Sejarah dan diterbitkan pertama kali oleh PT. Dunia Pustaka Jaya.
Pembahasan tentang orang yang paling
berpengaruh dalam sejarah sejak dulu memang menjadi perdebatan. Banyak tokoh
besar pernah lahir ke dunia. Namun ketika disusun tentang siapakah tokoh yang
paling berpengaruh pasti akan menuai perdebatan yang cukup alot. Dan Hart telah
berhasil menyusun daftar urut (peringkat) seratus tokoh dengan argumentasi yang
meyakinkan.
Dengan membaca argumentasinya yang
logis dan penuh keyakinan. Berulang kali pula Hart telah menegaskan bahwa dalam
membuat urutan tokoh sekali lagi atas dasar pengaruhnya, bukan karena nama
besar atau terkenal baik itu baik atau buruk karakter sang tokoh.
Mengetahui bahwa Hart meletakkan Nabi Muhammad sebagai tokoh peringkat pertama.
Kemudian menempatkan Nabi Isa sebagai nomer tiga setelah Isaac Newton pada
peringkat kedua. Lalu, siapakah yang lebih berpengaruh antara Karl Marx atau
Kong Hu-Chu? Umar bin Khattab atau Alexander yang Agung?
Dalam susunan nama-nama orang berpengaruh di atas, penulis mengajak pembaca
untuk menemukan banyak informasi tentang biografi para tokoh yang mungkin baru
dikenal oleh pembaca. Mungkin dari sekian miliar manusia yang pernah ada di
atas bumi ini, hanya sedikit yang memiliki kisah-kisah besar dan mempengaruhi
kehidupan manusia era sekarang. Dan mereka adalah manusia yang punya makna
monumental dalam sejarah kemanusiaan.
Meskipun isinya tentang biografi para
tokoh yang biasanya penulisannya terkesan datar dan menjemukan. Aspek ini
mungkin akan sedikit teratasi mengingat penerjemahan buku ini dengan gaya
santai dan gaya kocak oleh Mahbub Djunaidi akan membuat betah pembacanya.
Buku ini telah mendapatkan banyak
apresiasi dari beberapa kalangan pers, misal Roger Bonham, dalam Columbus
Dispatch, dia mengatakan bahwa keseratus bahasan riwayat hidup ini mudah
dicerna, singkat-padat dan tajam; sedang bukunya sendiri akan merupakan tambahan
berharga bagi lemari referensi pembaca.
Kemudian dalam ulasan Scholastic Magazine memaparkan judulnya saja buku Seratus
tokoh, tetapi nilainya bisa jadi paling sedikit sama dengan seribu perbedaan
pendapat. Dan justru itu yang diharapkan penulisnya.
Menengal siapa Mahbub Djunaidi, lahir
di Jakarta 27 Juli 1933 dan meninggal di Bandung, pada 1 Oktober 1995. Ia
adalah seorang sastrawan Indonesia. Ayahnya, H Djunaidi adalah seorang tokoh
Nahdlatul Ulama dan anggota DPR hasil pemilu 1955. Ia merupakan anak pertama
dari 13 saudara kandungnya. Mengenyam pendidikan di Solo. Di antaranya
bersekolah di Madrasah Mambaul Ulum, yang kemudian mengenal beragam karya
sastra, di antaranya yang dikagumi seperti Sutan Takdir Alisyahbana.
Mahbub, terkenal sebagai tokoh
wartawan dan sastra. Selain itu, ia merupakan aktivis di Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) dan juga Ketua Umum PB PMII pertama. Dengan demikian dipahami bahwa
yang mendirikan PMII adalah aktivis HMI, sehingga tidak etis jika kader PMII
bermusuhn dengan kader HMI, karena sejatinya almarhum Mahbub Junaidi bertujuan
agar kaderisasi di HMI dapat diterapkan di NU dengan mengadopsi kurikulum
perkaderan HMI namun diperkaya dengan wawasan ke-Nahdatul Ulama-an.
Serang, 10 Oktober 2021
Mari terus cintai nabi Muhammad SAW di bulan Maulid / Rabiul Awal ini dengan banyak baca buku sirah nabawi dan bersholawat kepadanya.
BalasHapusSelalu produktif menulis. Saluut pak
BalasHapusMeskipun isinya tentang biografi para tokoh yang biasanya penulisannya terkesan datar dan menjemukan. Aspek ini mungkin akan sedikit teratasi mengingat penerjemahan buku ini dengan gaya santai dan gaya kocak oleh Mahbub Djunaidi akan membuat betah pembacanya.
BalasHapusPada paragraf ini saya petik pelajaran dari yang menjemukan bisa membuat betah pembacanya.